Akhirnya hari ini niat sempetin waktu untuk tulis di blog lagi. Haha. Sibuk banget akhir-akhir ini. Aku mulai kerja lagi, juga udah jadi mama sekarang kan.. Jadi, pulang kerja harus langsung jemput anak, masak, beresin rumah, terus main sama dia sampe jam tidurnya. Aku juga lagi sibuk buat SIM nih. Bram gak terlalu seneng nyetir, jadi tiap kali mau pergi pake mobil pasti ribut dulu deh. Untuk mengurangi keributan di rumah, akhirnya aku putusin untuk bikin SIM.
Susah banget bagi waktu semenjak mulai kerja. Aku kayaknya butuh waktu lebih dari 24 jam sehari deh. Haha. Aku bangun tiap pagi jam 4, lalu pergi kerja jam 5. Kerjaku di mulai pukul 6 setiap Senin sampai Jumat. Perjalanan ke tempat kerja 1 jam dengan kereta. Lalu selesai kerja pukul 14.30 dan sampai di Kindergarten sekitar pukul 15.45 untuk jemput Glen dan akhirnya sampai di rumah sekitar pukul 16.00. Lalu masak, main dengan anak, sedikit beresin rumah, lalu pukul 19.00 aku Fahrschule (sekolah menyetir) sampai pukul 21.00 dan tidur jam 22.00. Padet banget kan jadwalnya. Hahaha. Belum lagi, untuk hobi, aku lagi seneng bikin youtube dan nulis-nulis blog juga. Aku sisipin kalau belum capek setelah pulang Fahrschule, makanya konten-konten yang udah ada di otak seringkali gak jadi aku bikin karena gak ada waktu. Hihi.
Kembali ke tema bikin SIM. Ya, untuk bikin SIM di Jerman, kita perlu ikut Fahrschule atau sekolah mengemudi yang biayanya juga cukup bikin pusing hahaha. Fahrschule yang aku kunjungi ada di dekat rumah kami. Di lihat dari review di google dan websitenya sendiri, keliatannya cukup oke, jadi aku daftar kesana suatu hari. Untuk pendaftaran pertama dikenakan biaya 575€ kalau gak salah. Nanti kamu dapat buku, akses untuk belajar online, tas, dan nama kamu akan dimasukkan dalam Theorie stunde (jam belajar teori) jadwal terdekat. Oya, setelah daftar, kamu juga harus minta Fahrerlaubnis (ijin mengemudi) dari Amt (kantor pemerintah). Cara bikinnya, kamu harus cari Termin (jadwal temu) di Amt setempat, lalu kalau sudah dapat, bikin Erste Hilfe Kurse (kursus pertolongan pertama pada kecelakaan yang berlangsung selama satu hari penuh), bawa hasil tes mata yang hasilnya harus bagus, bawa Paspor, Aufenthaltserlaubnis kesana. Bilang mau bikin SIM jenis apa, bayar (kalau gak salah 45€), dan selesai deh. Nanti Fahrerlaubnis-nya jadi dalam minimal 2 minggu hari kerja.
Theorie Stunde di tempatku diadakan selama 1 bulan, tiap hari Senin sampai Kamis pukul 19.15 sampai 20.45. Yang biasanya waktu selesainya molor sampai jam 21.00. Satu kelas theorie terdiri dari kira-kira 10-15 orang. Ngapain aja? ya belajar kayak di sekolahan, tentang teori mengemudi, kalau ada kecelakaan, rambu lalu lintas dll. Lalu, di app untuk belajar online, kalau kamu rajin belajar dan mengerjakan soal-soal yang ada, kalau lampu dalam app itu sudah berubah menjadi hijau dari yang tadinya merah (tandanya kamu udah siap untuk test), berarti kamu sudah bisa ikut ujian teori mengemudi di tempat yang ditentukan. Aku sendiri belum bikin ujian terus nih. Susah banget cari waktu buat belajarnya, mana bahannya banyak banget. Oya, gak bisa kayak di Indo ya.. yang bayar orang atau polisinya aja, dan taraaaa, dapet deh SIM-nya. Disini sayangnya gak bisa gitu. Fahrschule dan ujian-ujiannya harus bener-bener dilakukan.
Setelah selesai Theorie stunde, walaupun kamu belum ikut ujiannya, kamu boleh ikut Fahrstunde (belajar menyetir), tapi belum boleh ikut ujian kalau ujian teorinya belum diselesaikan. Aku belum dapet jadwal untuk ikut Fahrstunde terus nih, di sekolahnya masih full terus. Huhu. Di tempatku sih, begitu ada yang kosong, muridnya akan langsung di telepon apabila mau Fahrstunde dan bikin jadwal dengan gurunya, asal sudah punya Fahrerlaubnis loh ya.. Biaya Fahrstunde ini cukup mahal coy. Ada Fahrstunde yang wajib kalian ambil, yaitu 4×45 menit di Autobahn (jalan tol), 3×45 menit pada malam hari, dan 5×45 menit di jalanan kota. Ketiga Fahrstunde yang wajib itu namanya Sonderfahrten, dimana harga per 45 menitnya adalah 59€. Sementara itu, kamu juga bolah ambil Fahrstunde untuk sesuatu yang ingin kamu coba, misalnya nyetir ke tempat kerja atau ke tempat yang menurut kamu susah, dengan biaya 52€ per 45 menit.
Kalau kamu udah yakin kamu bisa, kamu boleh ikut ujian praktek mengemudi, pilihannya bisa di DEKRA atau TÜV dengan biaya 195€. Kalau gagal? Ya bayar lagi untuk ikut ujian lagi dengan harga yang sama. Haha. Itu di tempatku ya, mungkin di tempat lain ada yang lebih murah atau lebih mahal. Nantinya, pada ujian praktek, kamu akan menyetir ditemani oleh gurumu dan satu orang Prüfer atau penguji, yang akan tanya-tanya saat kamu mengemudi juga melihat cara kamu menyetir. Jangan dikira mudah, coy. Ada temanku yang udah 3 kali ujian praktek gak lulus-lulus aja. Kebanyakan orang juga baru lulus di percobaan kedua. Tapi banyak juga yang lulus di percobaan pertama, jangan takut. Haha.
Oya, yang udah pada punya SIM juga boleh banget kok, translate SIMnya. tapi sayangnya, SIM dari Indonesia belum diakui nih, jadi, yang punya SIM Indo masih mesti ikut ujian teori dan praktek, yang sayangnya juga, kebanyakan orang Indo gak taat peraturan lalu lintas bahkan gak tau peraturan lalu lintas sehingga untuk langsung ikut ujian gak mungkin lulus. Tapi positifnya, gak perlu ikut Fahrschule lagi, boleh langsung ikut ujian aja. Tapi kebanyakan temanku dari Indonesia yang mau bikin SIM sih, tetep ikut Fahrschule, karena yang tadi sudah dibilang itu, di Indonesia kebanyakan orang gak tahu rambu lalu lintas dan cara menyetirnya beda juga kan. Kalau Bram, dia tadinya punya SIM Australia, sehingga dia hanya perlu translate SIM Australia-nya menjadi SIM Jerman dan hanya perlu membayar 45€, tes mata dan ikut kelas first aid, lalu taraaa, dia dapat SIM Jerman untuk 15 tahun. Haha.
Aku masih jauh banget nih. Belajar buat teori aja belum selesai, ujiannya aja belum, Fahrstunde belum dimulai, apalagi ujiannya. Haha. Aku masih belajar banget nih, semoga bisa cepet selesai dan drama bikin SIM pun berakhir. Hahaha. Doain biar aku cepet dapet SIM ya teman-teman. Hihi. Sekian~