Liburan di Bali 2020

Setelah selesai resepsi pernikahan di awal Januari 2020, karena pekerjaan, kami gak sempet pergi honeymoon berminggu-minggu kayak pasangan lain. Resepsi nikah diadakan tanggal 4 Januari, lalu tanggal 9 Januari udah harus flight ke Berlin lagi dan tanggal 11 langsung mulai kerja lagi, oh indahnya hidup ini. Hahaha. Tapi karena kami sangat ingin refreshing sebentar aja setelah hectic nya pernikahan dan sebelum mulai kerja lagi, kami menyempatkan liburan sebentar di Bali. 3 hari aja. Haha. Dibilang honeymoon gak bisa kayanya, honeyday aja gimana? karena hanya 3 hari. Hahaha. Bram sebagai orang Surabaya tentunya lebih sering ke Bali daripada aku yang asalnya dari Bandung. Kalau aku hanya pernah ke Bali 1 kali, di tahun 2000an kali. Itupun bareng keluarga besar, jadi aku udah lupa Bali seperti apa, jadi aku sangat excited untuk datang ke Bali walaupun hanya 3 hari.

Kami berangkat dari Surabaya siang hari dengan pesawat, pesawatnya juga delay sekitar 2 jam, jadi kami baru sampai di Bali sekitar pukul 17.00. Cari taksi blue bird di airport untuk ke hotel karena takut ditipu dan berhasil check in di Mercure Bali Legian. Kami sudah terlebih dulu booking hotelnya, jadi saat datang tinggal bayar dan check in. Hotelnya bagus, juga dekat kemana-mana. Mau cari oleh-oleh tinggal jalan kaki, udah langsung jalan Legian, mau ke pantai juga tinggal jalan kaki sekitar 10-15 menit, sampai di pantai. Kolam renangnya juga ada 2, ada yang ‘seperti’ infinity pool karena menurutku bukan, tapi tetep bagus juga, dan kolam renang biasa di lantai bawah. Kami sih gak berenang, sibuk keliling Bali. Hahaha. Hotel ini nyaris dipenuhi dengan turis asing. Kayanya, nginep 3 hari disana, aku gak pernah ketemu orang indo.

Hari pertama di Bali dihabiskan dengan istirahat dulu di hotel sebentar, lalu langsung keluar liat daerah sekitar hotel, ke pantai Legian dan cari makan malam. Kami cari di google maps, makanan apa yang kira-kira menarik. Karena banyak denger orang ke Bali makan babi, kami ekstra search babi-babian di Bali dan menemukan tempat makan yang namanya ibab Bali, selain karena tempatnya tidak terlalu jauh dari hotel, kami lihat juga reviewnya lumayan oke, jadi kami memutuskan untuk makan malam disana. Di hari pertama ini, kami gak pakai Gocar atau taksi, jadi kami kemana-mana jalan kaki. Ke Ibab Bali itu juga jalan kaki. Mungkin karena kebiasaan di Jerman yang kemana-mana banyaknya jalan kaki, jadi kalau misalnya mau ke suatu tempat, lihat di maps jalan kaki 10-30 menit aja, kami akan memilih jalan kaki. Selain hemat juga lebih sehat.

Di Ibab Bali, kami bertanya ke waiter nya, makanan apa yang dia sarankan, dia bilang babi sambal matah. Jadi aku pesan babi sambal matah, sementara Bram yang gak bisa makan pedas pesan yang lain, aku lupa apa tapi. Babi sambal matahnya enak, rasa sambelnya pas, menyegarkan, babinya juga crunchy tapi tetep empuk, asinnya juga oke. Ambiance restonya juga enak, saat kami datang sih gak terlalu penuh orang. Gak tau biasanya memang gak rame atau kami lagi hoki aja datang di waktu yang tepat jadi gak rame. Hahaha. Selesai makan, kembali ke hotel dan istirahat.

Di hari kedua, dengan tenaga yang baru, kami siap explore Bali hari ini. Supir taksi yang kemarin mengantar kami dari Airport ke hotel, menawarkan jasa untuk jadi supir kami selama kami di Bali. Aku lupa harga untuk satu harinya berapa tapi. Kami yang malas ribet mengiyakan bapak itu, jadi hari ini kami udah gak usah pusing mau naik apa, tinggal telpon bapak itu minta jemput dimana. Pertama, kami mengunjungi Tanah Lot. Masuknya gak bayar. Foto-foto, liat baju-baju, selesai. Haha. Kami kalau liburan hanya foto-foto dan menikmati pemandangan aja. Makan, belanja bukan jadi tujuan kami. Tanah Lot masih sama seperti yang ada dalam otakku beberapa tahun yang lalu saat ke Bali, hanya kali ini bisa lebih explore karena perginya hanya berdua dengan Bram aja.

Sekitar 2 jam disana, kami melanjutkan perjalanan ke twin lake, rekomendasi dari pak supir. Katanya dari suatu titik, kami bisa lihat 2 danau sekaligus. Karena tempatnya tidak jauh dari tujuan kami, jadi kami mengiyakan untuk datang kesana juga. Perjalanan cukup jauh, naik turun gunung. Tapi sampai di tempat, bagus juga sih. Ada beberapa tempat yang dibuat menjadi spot foto dan tentunya kami harus bayar tiket masuknya, kalau gak salah saat itu Rp. 25.000,00 per orang. Ada ayunan, spot foto bentuk hati, dll. Kalau kesini, mulai dari bawah gunungnya juga udah banyak tempat yang menawarkan spot foto seperti ini, tapi harus kamu ingat, makin keatas viewnya semakin bagus, jadi jangan langsung masuk, liat dulu viewnya oke gak. Kalau oke baru masuk. Karena banyak tempat seperti ini di sepanjang jalan.

Selanjutnya, kami makan siang di De Danau Lake View Restaurant yang letaknya tepat di sebelah tempat tujuan, yaitu Ulun Danu Bratan Temple yang katanya jadi latar belakang di salah satu uang, tapi aku gak tau uang yang mana. 50.000 gitu? Haha. Kami makan ayam betutu yang katanya ciri khas Bali. Makanan disana enak, gak terlalu mahal juga menurutku, dan dapat view danau kalau makannya di lantai 2. Ada tempat parkir mobilnya juga. Setelah selesai makan, kami langsung jalan kaki ke pura Ulun Danu Bratan. Kesini juga bayar tiket masuk yang kalau gak salah Rp. 30.000,00 untuk turis domestik tentunya, turis asing sih gak tahu. Tempatnya bagus, puranya juga tentunya bagus, bersih. Sayangnya saat itu disana sedang ramai pengunjung. Ada beberapa kelompok anak-anak dari beberapa sekolah yang sepertinya sedang study tour kesana jadi saat foto-foto susah. Malu, banyak yang liat hahahaha.

Karena masih ada waktu beberapa jam (kami hanya booking supirnya hanya untuk 8 jam saja), pak supir merekomendasikan satu tempat lagi, Alas Kedaton. Disana, kami bisa melihat monyet-monyet liar yang biasa ada di hutan-hutan di Bali. Tempat yang terkenal saat ini sebenarnya Monkey Forest di Ubud, tapi karena kami lebih dekat ke alas kedaton ini, dan ini sebenernya diluar rencana, jadi kami datang juga ke tempat ini. Lumayan juga kan, pengalaman baru. Harga tiket masuknya Rp.20.000,00. Tempatnya sangat sepi dari pengunjung, kayaknya hanya ada 3 pasangan lain yang juga datang ke tempat ini. Setelah bayar, setiap kelompok akan mendapatkan satu orang tour guide yang akan menjelaskan ini itu, juga kalau ada monyet nakal, bisa dia usir juga. Yang harus diperhatikan, kami gak boleh menyentuh monyet, nanti monyetnya marah merasa diserang, juga gak boleh lihat matanya langsung, nanti dia marah juga. Haha. Tour guidenya juga udah menyiapkan kacang kalau kami mau memberi monyetnya makan. Gak pake biaya tambahan kok, udah include dengan tiket masuk kayaknya. Saat kami mengelilingi alas kedaton, ada satu hal yang menarik perhatian kami, ada orang yang sedang memberi minum kelelawar dengan fruit tea, ada juga yang sedang berfoto dengan kelelawar, lalu kami ditawarkan kalau kami ingin berfoto dengan kelelawar. Karena kami pikir menarik, jadi kami mau. Gak taunya, setelah selesai, kami disuruh bayar Rp. 50.000,00. Yaelah, gak ada tulisan apapun, dikira memang itu fasilitas di dalemnya juga, tau gitu gak akan foto sama kelelawar deh. Haha. Setelah selesai berkeliling, kami diminta masuk ke satu toko penjual merchandise disana, pintunya tadinya terkunci, saat kami akan masuk jadi dibuka pintunya, katanya toko-toko merchandise di tempat bermonyet biasa dikunci, karena takut monyetnya masuk toko dan mengacak-acak barangnya, dan setiap turis yang datang wajib mengunjungi satu toko untuk lihat-lihat atau beli merchandise. Akhirnya mau gak mau, seperti dipaksa kami membeli satu gantungan kunci yang harganya juga gak bisa ditawar. Rp. 50.000,00 untuk 3 gantungan kunci bentuk monyet. Disini aku merasa tertipu. Hahaha.

Tempat terakhir yang kami kunjungi tentunya Jimbaran. Apalah artinya Bali tanpa satu kali makan malam di Jombaran. Kami datang sekitar pukul 17.00, sehingga kami masih bisa menikmati golden hour di pantai Jimbaran sambil menunggu makanannya datang. Tempat makan di Jimbaran memang cukup pricey, tapi worth it banget menurutku dengan pemandangan dan pengalamannya aja sih. Haha. Ada live music juga. Kami pesan menu paket lengkap untuk 2 orang, total harga sekitar Rp. 1.300.000,00 kalau gak salah. Tapi udah dapet semua. Ikan, udang, cumi, dll. Kami sih cukup puas makan disana. Karena di Eropa harga seafood yang udah dimasakin enak gitu harganya udah gila-gilaan. Hahaha. Setelah makan, kami pesan Gocar untuk mengunjungi tempat terakhir kami hari ini, Krisna Oleh-oleh yeeee!! Beli oleh-oleh untuk teman-teman di Berlin yang pastinya juga udah lama gak ke Indo, lalu kembali ke hotel untuk istirahat.

Hari ketiga, hari terakhir kami di Bali, tujuan kami hari ini hanya makan siang di satu tempat babi terkenal, ke patung Garuda Wisnu Kencana, jalan di pinggir pantai Kuta, lalu flight ke Surabaya. Tempat babi terkenal itu namanya karya rebo. Pasti udah banyak yang tau juga. Saat kami kesana juga tempat makannya sepi. Yang paling enak kulit babinya yang kering itu. Warbyasah. Lalu ke GWK dengan Gocar. Terakhir aku ke Bali, patung GWKnya belum jadi, sekarang udah jadi semuanya, baik patung Wisnunya ataupun garudanya. Dari jauh aja udah keliatan patungnya. Keren. Harga tiket masuknya Rp. 80.000,00 untuk turis domestik, nanti dikasih souvenir juga dari sana. Dari tempat jual tiket sampai ke patungnya masih harus jalan jauh lagi, kalau yang gak kuat bisa beli tiket untuk diantar dengan mobil buggy mereka, atau sewa sepeda listrik kalau gak salah. Kami yang pelit ini tentunya memilih buat jalan kaki. Haha. Lebih menarik juga tapinya, jadi lebih banyak yang bisa dilihat. Yang pasti sih panas banget disana. Disana juga ada satu tempat seperti mini bioskop untuk menonton cerita dari GWK ini. Ceritanya menarik, yang pasti juga bioskopnya dingin, jadi sekalian ngadem. Hahaha. Kami berada di GWK cukup lama, hampir 2,5 jam mungkin. Yang harus diperhatikan, area GWK dikuasai oleh Grab, jadi gak bisa cari Gocar disini, hanya bisa Grab car atau taksi.

Karena kami gak punya aplikasi Grab, jadi kami naik taksi menuju tempat terakhir hari ini. Pantai Kuta. Rasanya belum ke Bali kalau belum ke Kuta kan. Jadi kami turun di kuta, jalan dipinggir pantai Kuta sampai pantai Legian terus sampai kembali ke hotel. Ada kejadian lucu yang kami alami. Hahaha. Rambutku memang baru di cat saat ke Bali dan kulitku memang agak putih, saat sedang jalan dipinggir pantai, tiba-tiba ada sekelompok anak-anak, kayaknya masih SD, mendatangi kami dan bilang “miss, miss, hallo. can i take a picture with you?” aku dalem hati ketawa, tapi bingung juga, mau bilang sorry, gw juga orang indo gitu tapi mereka excited bgt kasian. Akhirnya kita foto bareng, tapi udahnya aku dan Bram ketawa-ketawa. Kocak banget. Sekian cerita kami dari Baliiii.. Semoga lain kali bisa ke Bali lagi. >.<

Our Instagram:

View this post on Instagram

#badmuskau #germany #deutschland #shotonsamsung

A post shared by Caro & Bram (@caroandbram) on

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s