Awal tahun 2020, abis married di Indo, kami pulang ke Berlin dengan menggunakan pesawat Turkish Airlines yang pastinya kalau ke Eropa dengan pesawat tersebut transitnya di Istanbul. Kali ini, aku mau ceritain pengalaman kami selama 10 jam di Istanbul. Yuhuuu.. Iya, gak bener-bener liburan, karena transitnya lama aja, jadi kami keluar airport. Haha.

Kami terbang dari Jakarta pukul 10 malam dan sampai di Istanbul pagi hari pukul 6. Orang Indo ke Turki mesti pake Visa, tapi visanya bisa visa on arrival kalau gak salah namanya. Kalau kami sih daftar visa online jauh-jauh hari di website official mereka. Bayar kalau gak salah 30€, terus langsung jadi hari itu juga dikirimkan lewat email. Terus nanti tinggal di print, kalau sampai Istanbul tinggal keluar airport, lalu di cek, selesai deh. Istanbul sendiri punya airport baru, jadi sebenernya transit 10 jam mau diem di airport juga oke-oke aja, karena airport yang sekarang udah jauh lebih bagus dan lebih modern. Terakhir aku transit di Istanbul mau liburan di Indo juga waktu tahun 2013, airportnya masih jelek, cari cafe ber-wifi aja susah. Sekarang udah ada wifi dimana-mana dan airportnya jauh lebih besar. Jadi gak akan bosen juga, cuma kami sih ingin keluar airport aja selagi bisa. Hihi.

Karena waktu yang kami punya gak banyak, jadi aku udah persiapin sebelumnya, harus naik apa dan mau kemana aja. Selesai pemeriksaan, kami langsung berjalan menuju halte bus di Airport dimana bus yang menuju ke tengah kota juga ada disana. Oya sebelumnya kami juga tuker uang dulu di Airport untuk beli tiket dan lainnya. Ada counter tiket disana lengkap dengan mbak penjaganya, kami beli langsung dari sana. Mereka juga punya banyak mesin tiket, tapi harus menggunakan kartu khusus atau credit card kalau gak salah. Kami gak punya keduanya, jadi beli di counternya. Kami hanya bilang ke mbaknya mau ke daerah city centernya yang ada Hagia Sofianya, terus dia beritahu kami naik bus apa dan biayanya. Bayar tiket, selesai deh. Tunggu bisnya dateng.

Gak lama kemudian, bis yang kami tunggu datang, kami berikan tiketnya dan perjalanan menuju city center kira-kira 2 jam. Busnya sepi mungkin karena masih pagi. Aku aja sempet tidur dulu di bis. Bis yang kami naiki kayaknya bus khusus airport deh, karena dia hanya jalan dari airport ke city center, lalu balik lagi ke airport, jadi nanti kalau mau balik ke airport lagi caranya sama, tunggu bis datang di halte dimana kami diturunkan, lalu perjalanan ke airport 2 jam. Selesai.

Karena masih pagi, kami pertama-tama beli sarapan, simit yang dijual di gerobak yang tempat mangkalnya tepat di depan Hagia Sophia. Kami beli 2, simit tanpa isi dan simit yang diisi nutella. Lalu kami mulai foto-foto didepan Hagia Sofia. Karena masih pagi, disana masih sangat sepi, jadi kami bisa dapetin foto-foto yang kece. Haha. Kami hanya berencana jalan di sekitar Hagia Sofia aja karena waktu yang kami punya juga gak banyak.

Hagia Sofia saat itu masih menjadi museum, jadi orang masih bebas masuk dengan beli tiket. Kami menunggu beberapa saat sampai Hagia Sofia dibuka dengan jalan di sekitarnya, foto-foto ditempat yang menurut kami menarik, dll. Masih banyak yang belum buka karena masih pagi, jadi kami hanya jalan-jalan kedinginan sambil cari toko souvenir karena saat itu masih winter. Tapi lumayan lah, jadi bisa puas foto-foto di sekitar sana. Gak lama, akhirnya Hagia Sofia buka, kami beli tiket, juga cari flyer mengenai Hagia Sofia biar bisa sedikit baca-baca dan tau asal mulanya, lalu karena dingin, kami ke cafe yang ada di dalam nya, beli kopi turki yang juga untuk menghangatkan tangan, setelah habis diminum barulah masuk kedalam. Rasanya? Pait banget banget. Menurutku sebagai pecinta kopi, rasanya lebih pait daripada espresso. Haha.
Aku sendiri pernah ke Hagia Sofia pada tahun 2013. Waktu kami kesana lagi di tahun 2020, menurutku masih sama. Tetep ada konstruksi di dalamnya yang entah kapan selesainya. Haha. Mungkin sekarang setelah berubah jadi mesjid udah beres kali konstruksinya. Entahlah. Waktu aku kesana sih masih tetep ada bagian yang sedang diperbaiki. Tapi tetep bagus kok. Hihi.
Setelah puas berkeliling Hagia Sofia, kami berjalan ke Arasta Bazaar yang gak jauh dari Hagia Sofia dimana dijual kain, bumbu, permen, minyak, emas, hiasan kaca dll. Menurutku tempat ini sangat menarik karena berwarna. Gimana ya, tapi sepanjang jalan kayak warna warni gitu, entah dari bumbu dan kain-kain yang dijualnya yang memang berwarna warni atau karena lampu di tokonya entahlah. Haha. Tapi ini tempat favoritku. Kami berjalan cukup jauh sampai ke pinggir laut yang sebenernya sekalian cari makan siang tapi akhirnya gak dapet karena kami jalan kearah yang salah dimana gak ada penjual-penjual lagi. Haha.
Akhirnya kami memutuskan kembali ke sekitar Hagia Sofia dan cari jajanan disana, entah kebab atau apapun itu dan kami jatuh hati pada Künefe dan baklava. Yeeee.. Di Berlin banyak yang jual sih, tapi kami ingin coba yang aslinya rasanya seperti apa. Haha. Favoritku sih künefe. rasanya asin manis gitu jadi gak membosankan. Apa sih künefe? cari di google lah ya.. Hihi..
Terakhir, udah waktunya bagi kami untuk kembali ke airport, kami jalan kearah halte bus, tapi bus yang akan pergi sudah penuh, jadi kami beli tiket dulu dan menunggu bus selanjutnya yang datang 20 menit lagi. Disamping halte bus, ada penjual jagung bakar dan jagung rebus, sambil nunggu bis datang, kami makan jagung, udah berasa kayak di Indo makan jagung rebus gitu. Haha. Sekian cerita kami di Istanbul. 🙂

Please follow our Instagram: