Melanjutkan ceritaku yang sebelumnya tentang pregnancy (My Pregnancy Story (Cerita kehamilanku di Jerman)), seperti yang udah aku tulis juga disana, untuk anak pertama disini disarankan ikut kursus persiapan kelahiran atau Geburtsvorbereitungskurs. Aku bahagia banget bahwa Jerman menyediakan layanan kayak gini, karena semua ibu hamil di Jerman jadinya tau secara benar apa yang terjadi, apa yang harus dilakukan dan gak termakan mitos-mitos gak jelas. Kalo di Indo kan, kebanyakan karena kurangnya penyuluhan atau pengetahuan tentang kehamilan dan kelahiran, jadinya ibu hamil disana rata-rata percaya ini itu tanpa tau kebenaran beritanya yang akhirnya juga seringkali jadi berakibat fatal.
So, aku mau ceritain apa aja yang aku pelajarin selama kurs. Seru sih menurutku, karena dari awal belum rencana punya anak tapi mendadak dikasih anak, tanpa orang tua juga disini, jadi aku yang sama sekali gak tahu apapun jadi tercerahkan karena kurs ini. Kurs yang aku ikuti jumlahnya sebanyak 7x, pertemuan tiap hari rabu, dan ini yang bayar asuransi. Aku nambah kurs merawat baby aja sih yang biayanya 50€. Jadi 7x pertemuan udah dengan kurs merawat baby aku bayar 50€ aja. Kalau gak ikut kurs merawat bayi sih aku jadi gak perlu bayar apapun, langsung asuransi aja. Tapi hal ini gak bisa di sama ratakan. Setiap bidan atau Hebamme beda-beda. Seperti yang aku ceritain di postingan sebelumnya, pelayanan tiap Hebamme beda-beda tergantung sertifikat apa yang mereka punya. Aku beruntung dapet Hebamme yang udah lengkap sehingga apapun bisa di dia, kekurangannya hanya saja dia tipe Hebamme yang punya tempat praktek sehingga aku yang harus datang ke tempat prakteknya, karena kebanyakan Hebamme untuk sebelum dan setelah kelahiran akan datang ke rumah. Tapi is oke sih, gak jauh juga, dan semuanya udah lengkap gak perlu pusing lagi, jadi ya kenapa nggak.
Pertemuan 1
Di pertemuan pertama tentunya pertama-tama ada sesi perkenalan dengan peserta lain. Jumlah peserta waktu itu ada 17 orang. Setelah itu, kami yang udah bawa Mutterpass, diminta untuk mengeluarkan Mutterpassnya dan pada pertemuan pertama ini dijelaskan mengenai isi dari Mutterpass, arti dari berbagai macam singkatan yang dokter tulis, apa aja yang harus diperhatikan. Misalnya, di Mutterpass ada 1 tabel untuk posisi anak dalam perut. Dokter hanya menuliskan singkatannya aja. QL, SL, dan satu lagi aku lupa apa. Hebamme menjelaskan QL artinya querlage yang berarti anaknya ada dalam posisi melintang, yang bagus adalah posisi SL dimana kepala bayi sudah dibawah. Terus juga ada tabel untuk angka hemoglobin dan tekanan darah yang diisi setiap kita kontrol ke dokter, Hebamme juga akan menjelaskan angka berapa yang bagus untuk ibu hamil, dll. Aku seneng sih karena aku jadi tau, kalau segala info tentang tubuh kita selama masa kehamilan ada dalam Mutterpass ini dan aku jadi tau artinya.
Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua ini, kami belajar tentang panggul. Di Jerman, ibu hamil gak boleh memilih mau lahiran sesar atau normal. Kalau segalanya perfekt harus normal. Kecuali ada hal-hal yang membuat lahiran normal jadi gak memungkinkan, misalnya bayinya sungsang atau gak masuk panggul, tapi itupun dengan catatan, Hebamme dan dokter di RS menunggu dulu beberapa jam sesuai ketentuan, dilihat anaknya berputar dalam jam-jam tersebut atau nggak. Atau anaknya masuk panggul dalam jam yang udah diberikan itu atau nggak. Di jam tersebut, kita akan disuruh gerak, ubah-ubah posisi tubuh biar anaknya mau turun atau pindah. Tapi kalau gak bisa terus, mau gak mau akan di sesar. Mungkin ada lagi ketentuan lain yang mengharuskan seseorang di sesar, tapi aku lupa. Hahaha. Makanya disini jarang orang yang lahirannya sesar karena kami gak dikasih pilihan. Di pertemuan kali ini, kami diperlihatkan bentuk panggul dalam tubuh, lalu bagaimana kepala bayi masuk ke panggul, posisi terbaik bayi masuk panggul, lalu cara bayinya keluar nantinya, juga dijelaskan cara menguatkan panggul. Disini juga gak bisa tanya ke dokter panggulnya sempit atau lebar, apakah bayinya akan cukup atau nggak. Karena Jerman membuat ketentuan, kalau dulu katanya iya, harus diukur panggulnya sebelum lahiran, tapi ternyata banyak kejadian dimana orang yang berpanggul sempit, kepala anak tetap bisa masuk ke panggul, demikian sebaliknya, ada yang panggulnya besar, tapi kepala bayinya gak bisa masuk panggul. Karena itu, Jerman menghapuskan ketentuan mengukur pinggul.
Pertemuan 3
Selanjutnya kami dijelaskan mengenai persiapan kelahiran. Yang pertama apa yang baik untuk dilakukan untuk persiapan kelahiran, misalnya diatas 34 minggu minum Himbeerblätter Tee (teh daun frambos), makan Leinsamen, dll. Yang kedua dijelaskan saat-saat dimulainya lahiran, ada pecahnya air ketuban, pendarahan, atau kontraksi. juga dijelasin kalau itu terjadi harus gimana, misalnya kalau air ketuban pecah, harus langsung ke RS takut infeksi, di mobil harus tiduran, kalau tali pusar keluar harus tiduran di mobil tapi harus dikasih bantal dibawah pantat. Yang ketiga tentang jenis-jenis kontraksi, ada kontraksi kehamilan, kontraksi kelahiran, dan kontraksi setelah kelahiran. Yang keempat tentang fase saat lahiran, apa aja yang akan terjadi. Misalnya pembukaan sampai 10cm, apa aja yang akan diperiksa saat sedang menunggu pembukaan, misalnya temperatur, tekanan darah, detak jantung, darah, dll, lalu pemakaian anestesi kalau diperlukan, yang paling penting, saat menunggu pembukaan selesai, kita akan selalu diingatkan untuk pindah-pindah posisi dan bergerak agar pembukaannya semakin cepat dan bernafas. Oya, setiap kurs teori selesai juga kami akan belajar pernafasan dan sedikit senam ibu hamil, yang pasti selalu ada sih latihan pernafasan, karena katanya sangat penting saat nanti lahiran, jadi kami belajar cara melakukan pernafasan yang benar setiap minggu, juga ada tesnya. Terakhir, kami belajar mengenai anestesi apa aja yang mungkin digunakan saat lahiran, walaupun Hebamme bilang sebaiknya gak pake anestesi, karena kemungkinannya kalau pakai anestesi hanya memperlambat waktu lahiran, lalu saat diminta mengejan jadi gak maksimal karena kontraksinya jadi gak berasa yang akhirnya biasanya tekanan darah akan turun lalu harus segera di sesar. Jadi dia sangat gak menyarankan anestesi kecuali memang dokter yang meminta.
Pertemuan 4
Tema yang dibahas pada pertemuan kali ini melanjutkan pembahasan minggu sebelumnya, tentang persiapan kelahiran. Yang pertama tentang jenis-jenis lahiran. Aku baru tau kalau ternyata lahiran bisa dengan berbagai cara, kalau di Indo kan lahiran normal udah pasti sambil tiduran, selesai. Disini kami dikasih 6 pilihan, bisa sambil duduk, di air, cara klasik tiduran, tiduran menyamping, merangkak, atau juga sambil berdiri. Woah mind blowing sekali kan. Hahaha. Dan kami justru diminta coba segala jenis itu sampai anaknya lahir, posisi mana yang paling nyaman, itu yang kamu lakukan. Hebamme sih menyarankan persalinan dalam posisi duduk atau merangkak. Dia yang udah punya 3 anak juga pada proses persalinan anak terakhir menggunakan posisi merangkak dan dia merasa sangat puas karena katanya jadi gak sesakit 2 persalinan sebelumnya saat menggunakan posisi klasik. Kenapa dia menyarankan posisi duduk atau merangkak itu, karena katanya kita harus mengejan seperti saat kita akan buang kotoran, sehingga lebih mudah saat duduk atau berdiri atau merangkak. Sementara yang di air gak terlalu dianjurkan karena agak ribet dan gak terlalu nyaman, juga untuk melakukan persalinan air, kondisi ibu dan bayinya harus top. Semuanya sempurna, tekanan darah bagus, darah bagus, dll. Tapi kalau untuk cari pengalaman sih kenapa nggak, asal kondisi ibu dan bayinya top. Yang kedua, kami belajar tentang periode setelah melahirkan, misalnya ada Plazenta geburt. Susah di artiin bahasa indo, pokonya setelah anaknya keluar, plasenta juga akan keluar, lalu akan dipindahkan ke kamar biasa setelah 2 jam melahirkan, selama 2 jam itu kita akan terus diperiksa kalau-kalau ada masalah dengan tubuh kita.
Pertemuan 5
Ini pertemuan paling menarik menurutku, tentang merawat anak. Yang pertama, apa yang harus dilakukan saat pagi hari, cara membersihkan dari kepala hingga kaki. Disini anak gak boleh dimandiin sampai tali pusarnya copot, hanya boleh di lap. Kalaupun udah copot talinya, Hebamme menganjurkan hanya mandi saat summer 2x seminggu dan saat winter 1x seminggu, ya kecuali anaknya bener-bener kotor. Ibu tau yang terbaik lah ya. Tapi gak disarankan mandi setiap hari karena kondisi cuaca dan air di Jerman. Juga diperlihatkan cara memandikan bayi. Yang kedua mengenai keluhan yang biasa terjadi pada bayi, misalnya Acne, kolik, gak tenang, spucken atau olap? aku gak tau apa bahasa indonya hehehe, kulit kuning, matanya lengket, dll. Dijelasin apa yang harus dilakukan, yang harus diberikan kalau itu terjadi, kapan harus ke dokter, dll. Yang ketiga mengenai info umum, misalnya suhu normal bayi 36,6-37,6°C, minum asi sebaiknya 6-19 kali dalam 24 jam, jumlah pampers basah, berapa kali buang air besar dan cegukan. Keempat dijelaskan mengenai buku kontrol bayi. Jadi nanti disini setelah anak lahir akan dapat yang namanya Untersuchungsheft atau buku pemeriksaan? Haha. Seperti Mutterpass, disitu tercatat pemeriksaan apa aja yang harus dilakukan, apa yang sudah dilakukan. Ada 9x pemeriksaan yang wajib dilakukan setelah anak lahir. Tapi yang perlu kita lakuin sih tinggal cari dokter anak, terus dokter yang urus semua jadwalnya, kita tinggal dateng sesuai jadwal, gak perlu repot bikin janji. Pokonya oleh Hebamme dijelaskan pemeriksaan seperti apa yang akan anak dapatkan, misalnya pada U2 atau Untersuchung 2 atau pemeriksaan kedua akan diberikan vitamin K, dll. Oya, disini juga kebanyakan anak harus konsumsi vitamin D setelah hari ke 5 sampai umur 1 tahun untuk mencegah kulit kuning pada bayi, karena matahari di Jerman jarang, juga agak sulit untuk dijemur seperti di Indo karena cuaca dingin lebih banyak daripada panasnya, apalagi anak yang lahir di winter kayak anakku nantinya. Kelima, akan dijelaskan juga vaksin apa aja yang akan anak terima sampai umur 6 tahun. Enaknya juga disini, orangtua gak perlu pusing cari-cari anak harus di vaksin apa aja. Tinggal ke dokter anak, nanti dokter akan tanya anaknya mau di vaksin atau nggak, kalau mau, kita langsung dikasih jadwal kapan aja harus di vaksin, kita tinggal ikutin jadwal. Lebih enak sih dokter disini, kita tinggal dateng, dikasih jadwal-jadwal, selesai. Keenam akan dijelaskan dokumen apa aja yang harus diurus setelah anak lahir, misalnya akte lahir, uang anak, uang orangtua, dll. Ketujuh tentang MPASI kalau di indo, disini namanya Beikost. Kapan sebaiknya mulai Beikost, bagaimana cara pemberiannya, makanan-makanan yang saat awak gak boleh disatukan takut memicu reaksi alergi, dll.
Pertemuan 6
Pada pertemuan kali ini kami memperlajari masa nifas atau disini disebut Wochenbett. Yang pertama dijelaskan apa aja yang akan terjadi saat Wochenbett, berapa lama biasanya, pendarahan selama sekitar 6 minggu, apa yang harus dihindari saat Wochenbett, dll. Yang kedua tentang menyusui. Berapa kali sebaiknya kita menyusui anak, makanan yang sebaiknya gak dimakan karena akan mempengaruhi rasa asi, apa aja yang mempengaruhi jumlah asi, cara menyusui, misalnya areola harus masuk ke mulut bayi, gak cuma putingnya, cara pegang anaknya, berapa lama menyusui, dll. Ketiga mengenai ciri-ciri asi cukup, cara menyimpan asi berlebih. Keempat tentang problem selama menyusui, misalnya puting luka, apa aja yang bisa dipakai atau dilakukan, untungnya juga di Hebamme ku ini, dia punya sertifikat laser therapie, jadi kalau puting luka, bisa langsung therapie ke dia, lalu lukanya akan langsung sembuh keesokan harinya. Lalu tentang asi mampet, puting luka sampai demam, asi yang keluar sedikit, terlalu banyak asi yang keluar, putingnya gak keluar, Hebamme akan menjelaskan apa yang harus dilakukan atau dipakai saat semua itu terjadi.
Pertemuan 7
Pertemuan terakhir ini hanya menjelaskan tentang keluhan yang umumnya terjadi saat masa kehamilan, seperti misalnya mual muntah dasyat, kaki bengkak, sembelit, kram pada beberapa bagian tubuh, gak bisa tidur, Sodbrennung atau apa ya bahasa indonya, kayak ada rasa asem naik keatas gitu. Kayak maag. Gatau apa bahasa indonya maafkan. Hehehe. Ya pokoknya dijelasjan apa yang harus dilakukan, apa yang harus di konsumsi kalau mengalami itu. Lalu kami ada tes pernafasan hari ini dan selesai kursnya.
Walaupun kursnya udah selesai, tetap ada pertemuan pribadi dengan Hebamme sebulan sekali. Biasanya akan ditanya kalau ada keluhan saat kehamilan, lalu di cek tekanan darah dan detak jantung bayi, agar dia tau terus kondisiku saat kehamilan, soalnya nanti kan setelah lahiran yang kontrol juga dia selain dokter, jadi dia harus selalu tau kalau ada perubahan yang terjadi dalam tubuhku. Tapi sekali lagi tiap Hebamme beda-beda ya, gak bisa disamakan servicenya dengan Hebamme ku. Selesai.
Our Instagram :