Our Prewedding photoshoot in Berlin

Tahun 2019, kalau gak salah antara bulan Oktober atau November, entahlah. Yang pasti sedang musim gugur di Jerman. Kami bikin foto prewed. Gak mikir mau yang jauh-jauh sih. Buat apa juga ya, kayak try hard pamer buat foto yang di pajang di nikahan sehari doank. Ahirnya kami memutuskan untuk bikin foto di Berlin aja, dengan di Potsdam, sebagai satu kota favorit aku, dimana aku berencana suatu saat nanti ingin bisa tinggal di Potsdam. FYI, dari Berlin ke Potsdam cuma menghabiskan waktu sekitar 30 menit dengan kereta. Kami menikah Desember tahun 2019. Jadi, sekitar 2 bulan sebelumnya, kami foto prewed dulu.

Kalau kalian liat hasilnya, beuhhh.. Diluar ekspektasi. Bagus parah. Terlalu profi. Padahal aku gak berharap sama sekali bakal sebagus itu karena yang fotoin juga temen gereja dan kami gak bayar sepeserpun ke mereka. OMG. Di berkatilah hidup kalian semua #brb nangis dipojokan. Haha. Terus siapa yang foto? Temen gereja kami di Berlin, yang memang udah terkenal seneng foto, beberapa orang yang married juga minta tolong ke mereka untuk difotoin prewed.  Shout out to ko Wiryadi dan ko Waldorf!!! Yeeeee!! Selain mereka berdua, ada juga 2 temen kami yang juga akan married di tahun yang sama dengan kami ikut bantu juga. Shout out to Willy dan Ipit yang akhirnya udah menikah di tahun 2019 juga. Yeeeee!! Mereka berdua yang bantu kami bawa barang-barang, jaga tas, kasih ide gaya foto kalau lagi stuck. Salut sih mereka mau bantu kami. Bahkan Ipit sampe sakit malem itu karena gak bisa pipis. 😦 Pokoknya buat ke-empat orang ini, kata makasih doank gak cukup harusnya. Tapi mereka juga gamau dikasih apa-apa gimana donk.. 😦 Aku juga baru inget, kami gak ada foto bareng ber-enam. 😦

Kembali ke cerita prewed aku dan Bram. Kalau di Indo kan rata-rata prewed pake dress yang wow gitu ya. Kami sih lebih milih buat casual aja, maksudnya casual ya jeans, kaos, gitu deh, yang gak dress2 wow gitu. Di Indo juga sekarang udah mulai banyak sih yang casual-casual gitu. Jadi, kami pilih-pilih baju yang kami punya aja di rumah, cari yang agak mirip temanya. Ada juga beberapa baju yang kami beli. Tapi paling hanya 2 buah. Aku menyiapkan kalau gak salah 6 pasang baju. Udah lupa hehe. Buat make-up, aku dandan sendiri. Padahal aku bukan orang yang seneng dandan tadinya, biasanya kalau keluar hanya pake cream muka, bedak dan lip balm doank. Tapi demi foto prewed  yang cantik jelita, tontonan aku di youtube berubah. Jadi make-up2an selama sebelum prewed mulai, belajar ber-make-up ria. Aku mulai beli beberapa make-up. Dari Maybelline aja yang gak terlalu mahal tapi bagus dan ada di tiap drug store. Hahaha. Terus tiap ke gereja jadi selalu coba-coba make-up-an. Waktu itu tiap minggu selalu ada yang bilang “gile lu jadi dandan sekarang”. Gak tau aja mereka sebenernya aku lagi belajar keras biar bisa make-up untuk prewed. Haha. Sekarang sih jadi demen juga pake makeup dikit kalo keluar, kecuali keluar sama Bram ya tetep nge-gembel lah. Berasa cantik aja. Huahahaha.

Foto prewed yang pertama bakal dilakuin di Berlin. Kami ber-enam janjian kumpul di stasiun Zoologischer Garten depan McD. Sesi foto kali ini aku bener-bener gak mood karena Bram. Aku udah bilang dari kapan, kami akan foto prewed tanggal sekian. Tiba-tiba diumumin kalau paduan suara yang Bram ikuti di gereja akan tampil pada tanggal yang sama di suatu tempat yang agak jauh dari tempat tinggal kami, juga jauh dari tempat kami ketemuan nanti. Aku udah minta ke Bram untuk gak ikut chor sekali itu aja. Tadinya Bram udah bilang gak akan ikut dulu kali itu, tapi tiba-tiba dia berubah pikiran dan memutuskan untuk ikutan paduan suara hari itu. I know itu suatu hal yang baik, aku juga gak melarang dia untuk ikut paduan suara, tapi kali ini. Bikin emosi jiwa. Karena dengan dia ikut paduan suara, hampir lebih dari sebagian barang yang harus kami bawa untuk prewed, harus aku yang bawa. Belum lagi, aku juga harus dandan dan itu makan waktu yang lama sekali karena aku belum terbiasa untuk dandan. Pake bulu mata aja waktu itu sampai satu jam sendiri. Juga bukan karena aku anak yang manja ingin dibawain tasnya dll, tapi aku udah bawa ransel juga, terus tas lain lagi, dan koper kecil. Dan kami tinggal di lantai 3 tanpa lift. Betapa rempongnya semua itu.

Singkat cerita, kami akhirnya bertemu di stasiun, bersyukur cuaca hari itu cerah. Kami memutuskan untuk pergi ke Schloss Charlottenburg untuk foto-foto. Tempat itu memang udah dari awal kami rencanakan karena tempatnya yang bagus, banyak pohonnya, ada castle kecil yang keliatan Eropa banget, juga gak terlalu banyak pengunjung. Foto-foto disini agak awkward pada mulanya. Aku dan Bram sebenernya termasuk pasangan yang seneng di foto, makanya foto instagram kami banyak banget. Tapi kali itu, karena difotoin orang lain, terus juga di pikiran kami itu untuk prewed jadinya berkesan gak biasa, jadi agak awkward pada awalnya. Hal lain juga, kami saat itu sejujurnya belum terlalu kenal dengan ko Wir dan ko Waldorf. Hahaha. Kenal sih, tau sih di gereja sering ketemu, say hi, salaman, tapi kami gak pernah ngobrol ngalur ngidul dengan mereka. Jadi agak kaku juga. Hahahaa.. Makanya kami bersyukur banget mereka mau bantu kami foto prewed. Maafkan kami koko-koko kalau kalian baca suatu saat. Hahaha. Tapi kami paling amaze dengan hasil-hasil foto dari tempat ini. Tentunya dengan editan koko-koko ini yang bikin fotonya juga semakin hidup. Yeeeeee!!

Ipit dan Willy menganjurkan kami untuk bawa Decke. Selimut? Alas? Entahlah apa bahasa Indonya, untuk foto diatas rumput dan untuk ganti baju. Tapi kami gak punya, yang pada akhirnya Decke dan properti piknik itu dibawain Ipit Willy :’) Tiap kali ganti baju, karena WC umum gak ada di semua tempat, Ipit akan berusaha tutupin aku dengan selimut, terus aku ganti baju di dalam selimutnya. Hahahaaa. Kalau Bram yang ganti baju, yang tutupin Willy. Hahaha.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Sebenernya sih, aku dan Bram hanya berencana foto di Schloss Charlottenburg dan Potsdam aja, gak enak juga sama mereka-mereka yang bantu kalau tempatnya terlalu banyak. Kamera, barang-barang kami kan bukan barang yang ringan. Apalagi cuacanya sudah mulai dingin waktu itu. Di foto keliatannya gak dingin kan? Padahal kami struggle juga disana. Kami berniat setelah foto-foto, makan siang terus pulang. Haha. Tapi ko Wir bilang kalau sedang ada Festival of lights, foto prewed disana pasti bagus dll. Aku sih seneng-seneng aja, fotonya jadi banyak kan. Haha. Tapi agak males juga karena dingin dan kasihan dengan yang lain, jadi aku bilang udahan aja ko. Tapi ko Wir sangat bersemangat, dia terus memotivasi kami untuk foto di Festival of lights. Hahaha. Akhirnya kami kesana juga karena semangatnya. Danke sekali lagi teman-teman semua. :’)

Kami langsung berangkat ke Potsdamer Platz, salah satu tempat dimana biasanya Festival of lights diadakan. Karena saat itu baru sekitar pukul 4 sore, ko Wir mengajukan lagi untuk sebelumnya foto-foto dulu di daerah Potsdamer Platz. Hahaha. Dasyat sih ko Wir. Aku gak tau apa yang ada di pikiran ko Waldorf dan yang lainnya saat itu, mereka sebenernya mau atau nggak, karena aku dan Bram sih seneng aja di foto. Fotonya jadi banyak. Hahaha. maafkan akuuu..

IMG_9006-min
Potsdamer Platz

Setelah itu, saat hari mulai gelap, kami makan malam dulu sebelumnya di mall yang berada di Potsdamer Platz sambil menunggu Festival of Lights yang baru akan mulai pukul 19.00, terus ganti baju dan teman kita yang bantu bertambah seorang lagi, namanya Ari. Dia yang bawa-bawa lampu untuk foto malam hari. Danke Ariii yang diajak ikutan tiba-tiba. :’) Aku kali ini pake dress, yang menurutku cukup wow. Padahal sebenernya dress biasa aja. Haha. Cuma aja dressnya kepanjangan dan gak berlengan, jadi waktu pakai dress ini juga ada perasaan malu hahaha karena berasa salah kostum juga, waktu cuaca dingin malah pakai baju seperti itu. Apalagi orang-orang banyak berkumpul juga untuk melihat Festival of Lights. Jadi ya malu juga banyak diliatin orang-orang yang lewat. :’) Tapi, kami potong urat malu saat itu. Haha.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

 Tiap kali mau foto, aku harus buka jaket, terus pake lagi kalau udah dapet foto yang bagus. Gitu terus. Karena cuaca malam hari lebih dingin daripada siang hari tentunya. Dan baju yang dipakai juga seperti itu, jadi yaaa.. Mau gak mau harus lebih ribet. Festival of Lights diadakan di beberapa tempat. Lebih tepatnya di landmark-landmark kota Berlin. Landmark-landmark tersebut berada tidak jauh satu dengan lainnya, sehingga untuk ke tempat berikutnya, kami hanya perlu jalan kaki sambil sesekali berhenti untuk berfoto kalau ada tempat yang dirasa cocok.

Kami sampai di Denkmal für die ermordeten Juden Europas, yaitu tempat yang menjadi monumen untuk mengingat kematian orang-orang Yahudi pada masa perang. Di tempat ini kami menambahkan aksesori berupa lampu-lampu. Ko Wir sebelumnya sudah mengingatkan kami untuk membawa beberapa aksesori untuk foto, salah satunya lampu ini. Jadi sudah kami persiapkan sebelumnya. Foto-foto di tempat ini terlihat paling berbeda dibanding yang lain, walaupun aku agak insecure dengan lengan yang terlihat besar di foto. Hahahaha.

IMG_9074-min

Setelah puas foto-foto disana, kami melanjutkan berfoto di Brandenburger Tor. Salah satu landmark yang paling terkenal di Berlin, sehingga gak aneh juga di tempat itu paling banyak pengunjungnya, jadi rasa malunya semakin bertambah. Hahaha.

IMG_9082-min
Belakang dan depan kami hanya manusia. Hahaha.

Terakhir, kami jalan lagi bersama ratusan orang lainnya ke tempat yang juga gak kalah populernya, Berliner Dom atau Berlin Katedral. Disana sama juga penuhnya. Setiap orang yang melewati kami pasti menyempatkan lihat kami dulu. Dasyat sih malunya. Hahaha. Tapi sekali seumur hidup jadi yaudah lah ya. Hahaha,

IMG_9105-min

Kami selesai foto-foto hari itu pukul 12 malam. Gila sih, dari jam 10 pagi sampai jam 12 malam. Kalau foto dengan axioo udah habis ratusan juta. Hahaha. Makanya danke banget banget banget buat mereka berempat yang rela fotoin, bawain barang kami. I love you all!! Dan ini belum selesai. Beberapa hari setelahnya, kami masih foto-foto lagi di Potsdam juga dengan drama hari itu. Hahaha.

Perjalanan dari Berlin ke Potsdam menghabiskan waktu sekitar 30 menit. Kalau naik kereta agak ribet, juga karena di Potsdam hanya ada tram dan bus, maka aku dan Bram memutuskan untuk sewa mobil satu hari untuk perjalanan kami ber-enam ke Potsdam. Dari awal mau ambil mobil aja udah penuh drama. Mobil yang seharusnya bisa diambil pukul 9 pagi, karena credit card Bram yang tiba-tiba terkunci gak bisa dipakai, bayar tunai juga gak bisa, akhirnya harus lama telepon ke pihak bank dulu agar bisa dibuka, dll, akhírnya mobil baru bisa diambil sekitar pukul 11. Kami diharuskan mengecek mobilnya terlebih dahulu, apabila ada goresan, kerusakan, dll. Setelah menemukan mobil yang kami sewa di tempat parkir, kami langsung mengecek keadaan mobil itu, kami menemukan beberapa goresan, jadi sebelum keluar, kami laporkan dulu goresan-goresan tersebut yang katanya gak apa-apa karena itu hanya goresan kecil dan sudah tercatat. Kami akhirnya melanjutkan perjalanan kami, jemput koko-koko dulu, terus langsung ke Potsdam.

Karena aku pernah tinggal di Potsdam, aku udah cukup tahu tempat-tempat menarik di Potsdam. Tujuan pertama kami adalah St. Nikolaikirche Potsdam. Untungnya juga hari itu cuaca cerah, jadi kami gak menemukan banyak kesulitan. Juga hari itu pengunjungnya gak terlalu banyak, jadi kami bisa mendapat banyak foto bagus disana.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Kota Potsdam bener-bener cocok untuk dipakai foto prewed, karena selain pengunjungnya yang gak terlalu banyak, kotanya juga bersih, dan Potsdam mempunyai beberapa bangunan cantik yang sangat eropa. Di setiap sudut kota ini tuh menurutku instagramable, kayak pasti bagus aja gitu. Kotanya juga masih mempertahankan naturenya. Setelah mendapat foto-foto yang bagus di Nikolaikirche dan sekitarnya, kami melanjutkan foto-foto di suatu daerah di Potsdam yang paling aku suka. Namanya Holländisches Viertel. Holländisches artinya belanda dan Viertel artinya sudut? entahlah. Pokonya itu suatu daerah dimana bangunan-bangunannya dibuat dari bata merah, dengan cafe-cafe yang unik seperti di Belanda tapi tetep punya keunikannya sendiri tentunya. Holländisches Viertel ini ada di tengah kota Potsdam, dekat city centre nya, kalau lagi hoki, gak banyak pengunjung, foto-foto disini tuh udah pasti banget bagus, gak usah diragukan lagi.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Terakhir, kami mengunjungi salah satu tempat paling populer di Potsdam. Schloss Sanssouci. Aku selalu suka tempat ini. Sayangnya kami datang sedikit terlambat, sehingga waktu kami dateng, daunnya udah gugur, pohon-pohonnya juga udah kering. Padahal kalau daunnya sedang kuning-kuning, tempat ini tuh udah gak terkalahkan sih. Kami juga datangnya terlalu sore, sehingga gak sempet keliling Schloss, padahal selain di depan Schloss, daerah belakangnya juga terdapat Schloss/castle lainnya yang bagus-bagus juga. Sayangnya hari udah semakin gelap, jadi kami hanya berfoto di bagian depan Schloss. Juga ada banyak pengunjung disana hari itu, jadi kami gak bisa berfoto dengan tenang.

IMG_9247-min

Sebelum hari semakin gelap, kami menyempatkan untuk mengunjungi gereja tua yang terdapat di halaman Schloss dan berfoto disana. Namanya Friedenskirche. Karena sudah malam, gak terlalu banyak pengunjung disana, tapi sedang ada acara konser, sehingga di beberapa bagian gereja tetap ada orang-orang yang lewat.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Setelah itu, kami kembali ke Berlin, makan malam bersama, terus mengembalikan mobil. Disinilah drama kedua dimulai. Saat mengembalikan mobil, mobilnya harus terlebih dahulu di cek oleh orang yang bertugas. Aku gak ngerti gimana, tapi dia cek mobilnya bener-bener serius. Mobil yang kami pinjam saat awal sudah dalam keadaan yang gak sangat bersih, jadi ada debu-debu di beberapa tempat. Saat pengecekan tersebut, orang tersebut sampai membersihkan mobilnya dengan air dulu, terus dia catat semua goresan, bahkan yang terkecil sekalipun. Selama itu, kami tentunya bertanya, apa yang dia lakukan, karena dia gak berkata satu katapun, bahkan jawab pertanyaan kami pun nggak. Feeling kami udah buruk, kayanya bakal kena charge nih. Setelah dia selesai, tiba-tiba muncul notifikasi di hp Bram yang mengatakan kalau uang 1500€ sudah ditarik dari credit card nya. Lalu dia memperlihatkan tabletnya kepada kami, dan berkata kalau kami harus membayar 1500€ untuk setiap goresan-goresan di mobil. WTH kan ya. Kami protes dan dia hanya bilang, kalau mau protes, nanti ke kantornya aja, dia gak bisa apa-apa. Akhirnya kami pulang dengan perasaan kecewa.

Keesokan harinya, kami mendatangi kantor tempat kami meminjam mobil untuk protes. Aku dan Bram bilang kalau Bram mengendarai mobil dengan sangat hati-hati. Gak mungkin tiba-tiba ada goresan sebanyak itu, mungkin itu hanya goresan lama. Lagipula menurut kami itu gak fair karena petugasnya membersihkan mobilnya dengan air terlebih dulu. kalau begitu kan berarti seharusnya sebelum pinjam mobilnya, harus kami cuci dulu, baru di periksa secara teliti mobilnya, dan menurutku itu sangat gak logis. Karyawan kantornya hanya berusaha menjelaskan bla bla yang menurutku juga gak logis. Kami akhirnya menyewa pengacara untuk masalah ini yang pada akhirnya uang 1500€nya berhasil diambil lagi dan mereka gak menuntut kami lagi untuk membayar.

Setelah bertanya kesana kemari, satu kesalahan yang kami pelajari, mungkin kalian juga, kalau pinjam mobil di Eropa, ambil asuransi yang mereka tawarkan karena itu gak seberapa tapi save your life. Di Jerman ada asuransi mobil yang namanya Vollkasko dan Teilkasko. Kalau pinjam mobil di Jerman, pastikan kamu ambil asuransi Vollkasko ini. Karena akhirnya kami tahu, perusahaan sewa mobil terkadang nakal dan mempermainkan orang yang gak punya asuransi ini seperti kami. Ya, kesalahan kami adalah kami gak ambil asuransi. Sehingga petugasnya sengaja cek dengan teliti dan charge apapun itu, yang walupun mungkin bukan kami yang buat. Sementara kalau ada asuransi, rata-rata petugas gak akan cek dengan teliti mobilnya, karena mereka tahu, walaupun di cek, kalau menemukan goresan pun akan dibayar asuransi, sementara kalau gak ada asuransi kan mereka akan langsung mendapat uang dari kami. Begitulah cerita prewedding photoshoot kami di Jerman dengan dramanya. Haha. Sekian.

Our insta is below here. Any questions on another insta won’t be answered. Just because the other one is my private social media. Thanks 🙂

View this post on Instagram

#copenhagen #denmark #shotonsamsung

A post shared by Caro & Bram (@caroandbram) on

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s