Muslim ikut Ausbildung koki di Jerman

Kembali lagi dengan tema favorit sejuta umat. Ausbildung di Jerman. Hahaha. Ada yang sempet bertanya mengenai hal ini ke aku. Terus aku pikir, tulis aja kali ya. Haha. Pertanyaan aslinya kayak gini, “mungkin gak sih kak, kalo aku muslim, pake jilbab terus ikut Ausbildung di Jerman?” Mungkin banget lah. Haha. Gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Termasuk Ausbildung di Jerman. Haha. Aku sendiri punya beberapa teman yang pakai jilbab di hotel dan gak ada masalah buat mereka selama ini.

IMG_0989-min

Mungkin jaman dulu lebih susah ya, mungkiiiinnn.. Aku gak tau juga. Selama aku Ausbildung dulu, gak ada yang pakai jilbab sih, di sekolah juga gak ada. Baru mulai tahun 2019 ini, ada beberapa orang baru yang pakai jilbab. Hotel tempatku bekerja memang gak membeda-bedakan orang. Tapi aku akui, lebih susah untuk masuk Ausbildung di Betrieb Jerman dengan jilbab dibandingkan misalnya kamu pilih Betrieb di restoran Turki. Tentu lebih mudah diterima di restoran Turki.

Aku punya 2 teman yang menggunakan jilbab. 1 teman yang ada pada foto diatas pernah cerita padaku, bahwa agak susah mencari tempat Ausbildung di Jerman waktu mereka tahu kamu muslim. Alesannya bukan karena rasis atau hal negatif lainnya, tapi lebih mengarah ke pekerjaan katanya. Karena muslim kan gak boleh makan babi, sementara di hotel atau restoran Jerman, kebanyakan daging yang diolah adalah daging babi, jadi menurut mereka sulit untuk mempekerjakan seorang muslim karena mereka kan gak bisa mencicipi rasa makanannya, sementara untuk jadi koki, kamu kan harus selalu mencicipi setiap masakan. Ya masuk akal sih.

Dia juga cerita, bahwa dia daftar Ausbildung di beberapa hotel dan restoran Jerman, tapi dia juga seringkali ditolak dengan alasan dia muslim dan susah untuk jadi koki di Jerman. Ya masuk akal juga sih, kalau lihat alasan di paragraf sebelumnya itu. Jadi  menurutku, untuk seorang muslim Ausbildung di jerman itu sangat mungkin, tapi ya usahanya harus lebih keras dibandingkan orang lain. Gitu sih.

Temanku ini juga bercerita, waktu sedang wawancara di hotel tempatku bekerja juga dia ditanya, gimana dia bisa jadi koki kalau gak bisa mencoba tiap masakan. sayangnya aku lupa dia jawab apa. Haha. Tapi akhirnya kata dia, Head chef aku memutuskan untuk terima dia terlebih dulu, lalu lihat apakah dia bisa bekerja sama atau nggak. Saat dia masuk Abteilungku (Bagian), aku melihat gak ada masalah dengan itu, dia juga bisa bekerja sama, hanya saja tiap kali ada masakan dengan babi atau minyak babi, jadi teman lain atau aku yang coba, tapi ya gak masalah buatku, jadi dia lulus dan masih Ausbildung di hotel sampai sekarang. Hehe. Jadi, punya kolega yang peduli dan mau saling membantu itu sangat penting. Maka dari itu, menurutku relasi dengan teman kerja itu nilai utama waktu kamu kerja.

Temanku yang lain, dia memilih untuk Ausbildung di restoran Turki. Dia bukan koki sih, Konditor atau patissier. Dia cerita, dengan Ausbildung di restoran Turki membuat dia lebih nyaman menggunakan jilbabnya setiap saat. Temanku yang ada di foto juga pertama masuk Ausbildung tanpa jilbab karena merasa gak nyaman. Setelah melihat temanku si konditorin ini menggunakan jilbab, dia lalu meminta izin kepada head chefku untuk menggunakan jilbab juga. Dan diperbolehkan. Oya, itu juga jadi salah satu cara untuk semua yang muslim, kalau takut belajar koki di Jerman dengan alasan banyak makanan jerman menggunakan babi, bisa juga tuh jadi konditor atau patissier. Sama aja kan, masak-masakan. Tapi dessert, bebas babi. Hehe.

Our insta is below here. Any questions on another insta won’t be answered. Just because the other one is my private social media. Thanks 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s