Bagaimana kami bertemu dan menikah

Yessss!! Kami udah resmi sebagai suami istri sekarang. Kami menikah bulan Desember 2019 dengan banyak cerita dibalik layar yang kapan-kapan bakal aku tulis. Masih banyak cerita lain yang udah aku list buat ditulis tapi maafkan kemalasan dalam diriku ini. Hahaha.

Sekarang sih, aku mau cerita gimana kami bisa kenalan, ketemu, and got married. Yeah! Kami bertemu dan kenal di Jerman, tepatnya di Berlin tahun 2016. Waktu itu, aku udah terlebih dulu ada di Jerman. Aku udah tinggal di Jerman 2 tahun, barulah tahun 2016 Bram datang ke Berlin karena mau lanjut kuliah master. Aku pertama kali liat dia di gereja. Kami datang ke satu gereja Indonesia yang sama di Berlin, tapi kami belum berkenalan waktu itu. Di gereja ada grup-grup komsel. Kalau yang bukan kristen, pasti gak ngerti, komsel itu adalah persekutuan kecil. Jadi, dari segitu banyak orang di gereja, kami membuat kelompok-kelompok kecil untuk sharing kehidupan lah, kesulitan, berbagi, saling mendoakan atau apapun itu dan bertemu tiap minggu dirumah seseorang dari kelompok komsel. Di gerejaku, kami biasa bertemu tiap hari Jumat. Suatu minggu, di grup whatsapp dikabarkan kalau teman satu komselku akan membawa satu teman baru, eh ternyata Bram yang datang, jadi kami kenalan di komsel itu.

Saat itu, aku baru putus dengan mantanku, jadi statusku single. Haha. Karena ceritanya aku butuh move on, aku berusaha untuk move on dengan cara sering jalan dengan teman-teman komsel, dan saat itu Bram suka ikut kami jalan juga. Tapi jujur, aku sih gak ada perasaan apapun dengan siapapun saat itu. Pure temenan. Sering jalan bareng, jadinya membuat kami makin kenal satu sama lain, ternyata, saudara sepupu terdekatku juga kenal Bram, mereka kenal saat Bram di Shanghai. FYI, Bram pernah kerja praktek 6 bulan di Shanghai, jadi mereka saling kenal. Terus, sepupu aku itu jadi sering menjodohkan kami yang akhirnya bikin aku cari tau latar belakang keluarganya, sifatnya, dll. Walaupun aku bener-bener gak ada perasaan apapun sama Bram, ya cewe lah wajar, kepo aja gitu. Haha.

Tiap minggu, biasanya setelah pulang kebaktian, kami cari makan bareng, maksudnya bukan aku dengan Bram, tapi semua orang, kami yang ingin makan diluar biasanya bikin kelompok-kelompok gitu, lalu pergi makan bareng. Bram selalu ikutin aku, dulu sih aku kesel, yang aku pikir, ‘ngapain sih ini anak ikutin gue mulu, kayak gak ada temen laen aja’. Karena itu, teman-teman yang lain juga mulai menduga-duga apakah terjadi sesuatu diantara kita, yang padahal sih kaga. Bram juga sebenernya saat itu hanya mau temenan aja sama aku dan dia mungkin ngerasa nyaman kali ya, sama orang yang bawel gitu, karena dia anaknya pendiam.

Terus bulan Oktober, aku ulang tahun, temanku, Carla bilang kalau dia dengan Bram mau ajak aku makan di satu tempat makan Indo buat merayakan ulang tahunku. Singkat cerita, kami pergi bertiga dan makan bareng. Setelah pulang kerumah masing-masing, Carla chat aku, dia cerita kalau sebenarnya Bram yang mengajak dia untuk makan bareng denganku saat aku ulang tahun.

25.10.2016 mie cs (2)
Carla, aku, dan Bram

Suatu hari, saat winter, biasa di Jerman ada pasar natal atau Weihnachtsmarkt, di beberapa pasar natal juga menyediakan tempat ice skating. Saat itu, aku, Bram dan  temanku Carla datang ke pasar natal yang ada di Alexanderplatz. Saat lihat tempat ice skating, Bram yang baru pertama kali datang ke pasar malam di Jerman bilang, ‘maen yok. udah lama gak maen ice skating’. Aku sih memang ingin main juga, jadi aku ayo-ayo aja. Tapi Carla gak mau ikutan, dia memilih untuk tunggu kami di pinggir. Di malem ini yang bikin aku mikir, apa sebenernya Bram lagi deketin aku. Haha. Karena memang aku anaknya agak kurang peka dan gak pedulian. Saat lagi ice skating, aku memang gak terlalu jago, jadi seringkali hampir jatuh. Bram juga gak jago, dia juga sering hampir jatuh, terus dia tiba-tiba menawarkan, ‘eh, kita gandengan aja yuk, jadi lebih stabil’. Entah apa yang ada dipikiranku, aku mau-mau aja, terus Carla yang nontonin kita jadi senyum-senyum ngerasa jadi thirdwheel. Setelah main ice skating, Carla tanya aku ‘gimana Lin? jadi Bram nih?’ ‘apaan Car? kita temenan aja kali. Gila lu, lagian gue ga demen ama si Bram’ ‘alah, keliatan banget kali Lin, dia lagi deketin lu’ ‘kaga Car, dia orangnya emang gitu, kaga ada perasaan apapun dia mah, lagian suer, dia bukan tipe gue’ ‘ya doain aja Lin, siapa tau emang jodoh lu’

IMG_0557

Tapi memang serius, aku gak ada perasaan apapun, dan Bram bukan tipe cowo aku, jadi aku beneran biasa aja. Tapi, setelah yang aku ceritakan di atas, aku udah cari tau latar belakangnya, dia dari keluarga yang baik, maksudnya baik, bukan anak broken home, seiman denganku, rajin ke gereja. Lalu, banyak ngobrol dengan dia membuat aku tahu juga, kalau dia anak yang cukup punya visi dan misi di hidupnya, dia juga bertanggung jawab, sopan, pintar, dan sabar. Seperti yang sudah aku tulis juga, Bram bukan tipe cowo aku. Aku punya kriteria cowo yang cowo banget, tinggi, bisa main musik, dan gaul. Sementara Bram, bener-bener kebalikannya. Dia gak gaul, gayanya saat itu cupu, gak terlalu tinggi menurutku, dan terlalu lemah. Hanya saja, dia bisa memainkan banyak alat musik. Ya, salah satu talenta yang dia punya adalah main musik dan juga dia menurutku punya wajah yang cukup ganteng, itu yang bikin aku cukup tertarik. Aku juga orang yang sangat logical, aku saat itu gak punya perasaan apapun ke Bram, tapi dari semua yang aku sebutkan di atas, bahwa dia dari keluarga baik, pintar dll itu, aku memutuskan untuk mencoba dekat dengan dia karena aku merasa dia punya husband kriteria. Aku percaya, kalau memang dia jodohku, perasaan akan muncul belakangan.

Suatu hari, Bram chat aku dan mengajak aku keliling Berlin, karena dia belum pernah sepenuhnya keliling Berlin, karena waktu dia datang, dia harus langsung masuk kuliah dan mengurus ini itu. Aku sih ayo-ayo aja. Itulah date pertama kami. Keliling Berlin dan berakhir dengan makan di MCD karena kedinginan. Semenjak itu, dia sering datang ke kos-an ku, makan bareng lah, nonton lah. Tapi sejujurnya kadang aku malas kalau dia datang, aku malas lihat gayanya yang cupu. Itu aja. Mungkin orang lain kalau lagi dideketin bakal seneng, aku sih jadi emosi waktu itu. Haha.

IMG_0644
Date pertama kami

Berkali-kali Bram datang ke kosanku, berkali-kali juga dia menyatakan perasaannya. Kalo gak salah, ada kali 5 kali. Haha. Dan seringkali dengan cara yang cheesy, bikin aku yang memang belum ada perasaan sama dia makin males jadinya. Haha, salah satu contohnya, aku lagi cerita ke dia tentang kehidupan aku, terus aku bilang ‘berwarna banget ya idup gue, unpredictable’ terus tiba-tiba dia ngomong ‘iya, berwarna banget. Gak kayak gue yang gak berwarna, makanya, lu mau gak jadi warna di kehidupan gue?’ Coy, aku denger kayak gitu bukannya seneng malah kesel. Terus aku suruh dia pulang. HAHAHA.

Dan satu hal positif tambahan yang aku temuin dari ini semua. Dia gigih, gak pantang menyerah walaupun udah aku tolak berkali-kali. Haha. Tapi aku bener-bener pake logika, Bram punya husband material, jadi aku juga berusaha untuk gak lari walaupun aku belum ada perasaan dengan dia. Suatu hari, dia mau potong rambut, dan dia bertanya padaku, ‘Lin, gue mau potong rambut, lu kan suka bilang gw bukan tipe lu karena gue cupu, lu ada pengen gak, rambut gue kayak gimana gitu’ Aku memang orang yang blak-blakan kalau ngomong. Aku pernah bilang ke dia, kalau aku gak suka dia karena dia cupu. Suatu hari aku pernah bilang kalau celana yang dia pakai saat itu culun banget, dan setelahnya, dia gak pernah pakai celana itu lagi. Haha. Dia juga pernah beli tas adidas warna biru, tapi aku gak suka model dan warnanya, terus aku bilang ke dia kalau aku gak suka dia pake tas itu, terlihat culun. Akhirnya sampai sekarang, tas itu selalu ada di pojokan, gak pernah dia pakai. Padahal katanya warna biru adalah warna kesukaannya sehingga dia memutuskan untuk beli tas tersebut. Gila kan betapa try hardnya Bram ke aku. Itu yang bikin aku luluh. Oya, waktu dia bertanya tentang potong rambut itu, aku beri dia suatu foto model rambut, yang menurutku akan cocok dengan dia, dan pada akhirnya dia potong rambutnya sesuai dengan model foto yang aku berikan dan sampai sekarang dia selalu potong rambut dengan model itu. Karena serius, setelah dia potong rambut, jadi beda banget. Dia makin keliatan ganteng menurutku. Haha.

IMG_1686
Bram dengan rambut kece-nya

Jujur, karena penampilannya yang berubah, akhirnya pelan-pelan aku mulai terima keberadaan dia, kami jalan ke Brüssels pulang pergi satu hari berdua aja, dan disitu aku jadi lebih kenal dengan dia. Banyak orang bilang kan, kalau trip berdua bisa kelihatan aslinya seperti apa. Ya, Bram memang anak baik. Suatu hari di bulan Februari, dia nembak aku lagi, aku tolak lagi, tapi kali ini dengan jawaban, ‘cari tanggal yang bagus lah, ntar gue terima’. Haha. Lalu dia bilang, ‘kalo waktu valentine nembaknya gimana? diterima gak? itu kan tanggal bagus’ ‘kaga, kayak anak kecil rayain valentine, gw gak demen ikut gitu-gitu. Tanggal laen aja’ ‘Yaudah tanggal 17. Jadinya 170217’ ‘hmm.. gimana nanti deh’.

Tanggal 14, dia nembak lagi, aku tolak lagi lah, aku kan gak mau tanggal itu. Hahaha. Lalu, tanggal 17, aku sedang mengunjungi dia di rumahnya, lalu dia tanya ‘tanggal 17 nih, gimana, gimana?’ aku pura-pura gak tau aja ‘gimana apaan sih?’ ‘yaaahh.. willst du meine Freundin sein? Hehe.’ Itu adalah kalimat bahasa jerman yang artinya kamu mau jadi pacar aku gak. Aku risih dengan bahasa jerman dia yang aneh dan gak fasih itu, jadi aku jawab dia ‘males banget sok jerman, pake inggris aja. Kesel aku dengernya’ ‘ah. jawab aja lah’ ‘ogah’ ahirnya dia bilang lagi ‘ya, will you be my girlfriend?’ hahahaha. Aku cuma jawab ‘gimana ya’ karena memang aku masih galau, belum ada perasaan yang gimana ke dia, kayak masih anggep dia temen deket aja lalu dia bilang lagi ‘katanya kalau tanggalnya cantik bakal diterima’ ahirnya karena kasian, haha, aku jawab ‘iya yaudah lah’ terus Bram bilang ‘yee, jadi kita pacaran kan sekarang?’ ‘iya’.

IMG_2345
Bram menurutku paling ganteng kalau lagi kerja gini. Haha

Kami pacaran gak tau berapa lama, gak aku hitung, kami sering jalan bareng keluar negri dengan beberapa teman, bikin memori aja. Haha. Dia selalu ada juga buat aku dalam situasi apapun, aku juga sering masak buat Bram, dan Bram selalu senang kalau aku masak buat dia. Sejauh ini Bram terlihat sangat baik, gak pernah marah, sabar, gak minta macem-macem. Komunikasi kami juga lancar. Kami tipe yang gak sering chatting, tapi kami saling percaya, jadi, aku atau Bram gak pernah takut misalnya aku chat dengan cowo lain atau sebaliknya, karena kami sama-sama tahu, kami ingin hubungan kami kearah yang serius, jadi udah bukan saatnya jealous-jealous seperti anak kecil.

IMG_5683

Aku memang to the point kalau ngomong, jadi aku beberapa kali bilang ke dia, ‘umur aku gak muda banget, jadi aku pengennya kita ada kejelasan mau dibawa kemana hubungan ini, kalau gak jelas, mending sekarang putus, jadi aku bisa cari cowo laen yang mau nikahin aku’. Aku bukan tipe cewe yang kasih-kasih kode gitu ke pacar. Dia gak akan ngerti menurutku, jadi mending langsung utarain apa yang aku mau. Setelah itu, dia kadang coba-coba ukur jari manis aku untuk cincin katanya. Dan suatu hari, dia datang ke tempatku, dia kasih cincin dan bilang ‘taraaa..’ ‘apaan? kamu beneran mau nikahin aku?’ ‘iya lah. Kan aku udah bilang nanti pas ke indo keluarga aku mau ke Bandung, mau lamar kamu’ ‘wow, keren juga’ terus aku gak ngomong apapun lagi, jadi dia tanya ‘suka gak cincinnya?’ ‘kaga, ini mah cincin nikahan bukan cincin tunangan’ ‘masa sih? tapi kata mbak tokonya ini cincin model terbaru tunangan’ ‘kaga ah, biasanya kalo cincin tunangan ada permatanya’ ‘ini juga kan ada’ ‘tapi beda, biasanya nonjol, kalo yang rata gini mah buat nikahan’ ‘oya? yaudah nanti kita tuker aja, kamu yang pilih sendiri mau model yang gimana’ Hahaha. Mungkin pada mikir, cewe apaan ini, udah dikasih juga masih untung hahaha. Ya gimana donk, aku memang gini orangnya, daripada nanti sok seneng, tapi gak dipake kan. Akhirnya suatu hari kami datang ke toko masnya untuk tukar cincinnya, dan cincinnya baru jadi 2 minggu setelah kami pesan, dengan kata lain tepat pada hari kami terbang ke Indonesia. Untungnya setelah bilang ke tokonya mengenai situasi kami, akhirnya cincinnya bisa diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat.

IMG_7894
Cincin yang kami tukar karena menurutku seperti cincin nikah
IMG_8364
cincin yang akhirnya aku pilih

Kami pulang ke Indonesia Desember 2018, liburan sekalian tunangan. Cerita tunangan kami juga bisa dibaca disini Sangjit (acara tunangan Chinese) ala kami. Tahun 2019 kami pakai full untuk menyiapkan pernikahan, agak ribet karena kami urus dari Berlin, sementara kebaktian pemberkatan dan resepsi diadakan di Indonesia. Tapi Gott sei dank semua berjalan lancar, akhirnya Desember 2019 kami resmi menikah. Yeeee!! Sekarang sih, i love him more than anyone else maybe. Kayaknya hidup aku tanpa Bram bakal susah. Dia seseorang yang baik luar dalam. Kami saling mencintai satu dengan lain. Bram orang ter-sweet yang pernah ada, orang tersabar yang pernah ada. Orang terbaik dalam hidupku yang pernah aku temui. Aku bener-bener gak pernah menyesal ketemu, kenalan, pacaran, tunangan sampai nikah dengan dia. Saranghaeeeeee….

INLU4236
Suamiku memang tampan Haha
EZUS9091
Entah dimana foto wedding kami, jadi aku masukkan aja apa yang ada

Our insta is below here. Any questions on another insta won’t be answered. Thanks. 😀

View this post on Instagram

#paris #france #throwback

A post shared by Caro & Bram (@caroandbram) on

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s