Aku lanjutin cerita Jatim Trip yang lalu ya..
Batu
Kami langsung mengunjungi Museum Angkut sesampainya di Batu. Sekitar pukul 2 siang saat itu kami lagi-lagi diberi cuaca yang cukup buruk. Tapi tentunya cuaca buruk tidak menghalangi kami untuk tetap bersenang-senang dan berfoto. Hehehe.
Museum angkut ini ya seperti namanya, menampilkan segala jenis alat transportasi mulai dari jaman dulu hingga saat ini. Menarik. Apalagi bagian outdoor nya. Pada beberapa alat transportasi yang ada juga, kami diperbolehkan naik dan berfoto dengan alat transportasi tersebut. Seperti yang kami lakukan pada foto-foto ini.
Bagian indoornya sih seperti museum pada umumnya, dimana beberapa mobil atau motor atau apapun itu disusun berderet, tapi tetap saja lebih menarik dibanding museum lain. Hehe. Karena museum angkut ini juga mendesign tempatnya sesuai tema yang ada. Seperti misalnya untuk kendaraan-kendaraan dari eropa, mereka mendesign tempatnya seperti di eropa, lalu untuk helikopter dan pesawat, mereka mendesign tempatnya seperti landasan udara. Yang membuat tempatnya jadi lebih menarik.

Kalau ditanya, aku lebih suka museum angkut atau jatim park, aku mungkin bilang lebih suka jatim park sih, karena bagaimanapun museum angkut ya museum. Tapi di Jatim Park ada banyak pilihan, kamu mau ketempat yang mana. Dino lah, atau seperti kami ke The Legend atau mungkin yang lainnya.
Lagi-lagi setelah puas berfoto, kami keluar, dan berkeliling sebentar diluar museum, karena diluar museum juga kamu bisa naik perahu misalnya, atau jajan makanan ringan jadul gitu. Menarik. Setelah itu, kami check in hotel di Batu sekitar pukul 5 sore, istirahat sebentar, mandi, lalu malamnya kami pergi keluar untuk cari makan malam. Kami makan malam di tempat baso bakar yang katanya paling terkenal. Aku lupa namanya apa. Tempatnya ada didekat rel kereta api. Saking terkenalnya, kami yang datang sekitar pukul 7 atau setengah 8 malam sudah kehabisan. Kami hanya mendapat baso bakar masing-masing satu tusuk dengan baso kecilnya 2 butir. Haha. Dengan ketidak-puasan tersebut, kami ahirnya memutuskan kembali ke hotel, tapi sebelumnya kami belanja ke tempat oleh-oleh beli keripik buah-buahan dll untuk dibawa ke Bandung.
Bromo
Sebenarnya banyak orang menyarankan agar kalau ke Bromo sebaiknya pergi subuh, sehingga sampai disana sekitar pukul 7 pagi, sehingga gunungnya terlihat cantik, tidak ada awan dll. Tapi karena kami terlalu lelah hari sebelumnya, juga malas bangun pagi, juga karena kami menginap di hotel yang cukup bagus, kami ingin menikmati hotel rasanya. Haha. Jadi kami memutuskan untuk check-out pukul 9 atau 10 pagi yang sebenarnya sudah terlalu siang untuk jalan ke Bromo. Hahaha.
Kami sampai di Bromo sekitar pukul 2 siang. Foto diatas adalah foto terbaik yang kami dapatkan dari Bromo karena sisanya mendung. Haha. Kami hanya menghabiskan sekitar 3 jam di Bromo, karena cuaca yang buruk. Oya, jangan lupa pakai jaket yang cukup tebal kalau ke Bromo, karena disana cukup dingin. Apalagi saat cuaca buruk seperti itu.
Kami berfoto sekitar 20 menit ditempat tersebut sebelum kami akhirnya memutuskan naik mobil tipikal Bromo untuk turun kebawah. Kami sempar ragu untuk turun kebawah, karena cuaca mendung dan kami tidak yakin kami bisa melihat gunungnya dari dekat, karena mahal kan naik mobil itu, kalau tidak salah 500 ribu, tapi kalau gak bisa lihat apapun kan sayang juga.
Tapi setelah diyakinkan kalau katanya pasti bisa lihat gunung, maka kami akhirnya mengiya-kan tawarannya. Kapan lagi bisa naik mobil seperti itu di Bromo kan. Yang punya mobil ini juga kenalan dari supir mobil trip kami ini. Jadi kami tidak perlu bingung cari mobil di Bromo lagi.
Saat memulai perjalanan, kami tahu kalau kami berkejaran dengan waktu, karena awan sudah semakin gelap, sehingga kalau tidak cepat, maka gunung Bromonya tidak akan terlihat. Supir mengajal kami ke gurun berisik atau apalah itu pada awal perjalanan, tapi kami tidak berhenti untuk berfoto, hanya melewati saja. Lalu dilanjutkan dengan bukit teletubies. Bukit ini cantik, jadi rasanya agak sayang kalau kami tidak berfoto disana, jadi kami turun dari mobil, lalu lari-lari untuk berfoto dengan cepat hahahaha.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan menuju gunung, tapi sayangnya, awan gelap sudah berada tepat diatas kami. Kami sih rasanya sudah hopeless. Apalagi angin yang semakin kencang. Tapi kami akhirnya berhasil sampai di tempat yang instagramable itu. Hanya saja, kami gak bisa melihat apapun, hanya kabut tebal dimana-mana. Bahkan gunungnya ada di sebelah mana saja kami udah gak tahu lagi, gak kelihatan apapun disana. Haha. Jadi pelajaran untuk kami lain kali, kalau ke Bromo sebaiknya datang pada pagi hari, jangan sore-sore.
Dengan perasaan agak kecewa kami akhirnya kembali keatas, dan untungnya, supir mobil Bromo itu mau dibayar 60% saja, karena tidak sesuai apa yang dia bilang kalau kami pasti bisa berfoto dengan gunungnya. Jadi kami hanya bayar 300ribu saja. Okelah. Lalu kami melanjutkan perjalanan terakhir ke Banyuwangi, dimana papanya Bram berada.
Banyuwangi
Perjalanan ini adalah perjalanan yang paling panjang selama kami jalan di Jatim. Kami berangkat kira-kira pukul 4 atau 5 sore, dan baru sampai di DuBen Homestay itu sekitar pukul 11 malam. Kami sempat makan malam di rest area dekat apa itu yang tempat elektro terkenal itu, yang kalau malam lampunya paling terang. Ya disanalah pokoknya. Lalu lanjut terus ke Banyuwangi.
Banyuwangi sebenarnya agak asing buatku. Karena kayaknya jarang aja denger orang jalan-jalan di Banyuwangi. Setelah ke Banyuwangi, menurutku, Banyuwagi alamnya masih sangat terjaga. Masih banyak hutan, tradisi masih jalan, penduduk juga tidak terlalu banyak, masih banyak jalan yang belum berlampu. Sepertinya, buat orang-orang yang benar-benar ingin merasakan hidup di desa, bisa deh coba ke Banyuwangi. Denger-denger juga, pariwisata Indonesia sedang banyak mempromosikan Banyuwangi dan memajukan Banyuwangi.


DuBen Homestay sendiri tempatnya ada di desa Licin. Disana kami benar-benar bisa merasakan suasana desa. Udara masih segar, dengan sawah-sawah, bebek. Tapi tentunya jalannya sudah bagus, sudah bisa dilewati mobil.
Kami tinggal di Banyuwangi selama 3 hari 2 malam. Hari pertama sih hanya numpang tidur karena kami sampai di Banyuwangi sangat malam. Hari kedua, kami mengelilingi Banyuwangi. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Taman Gandrung Terakota Banyuwangi. Di Banyuwangi ada sebuah legenda mistik tentang penari gitu, bisa cari ceritanya sendiri di google. Nah, disini bisa tanya-tanya seputar itu.


Lalu selanjutnya kami diajak wisata religi ke suatu tempat dimana 5 agama berkumpul ditempat itu, namanya Antaboga. Letaknya ada di tengah hutan. Agak random juga menurutku, kami ketempat-tempat seperti itu. Haha. Karena biasanya Banyuwangi lebih terkenal dengan pantainya. Ya gak apa-apa sih, jadi kami melihat sisi lain dari Banyuwangi dan tidak mainstream, Yang ingin tau sejarah mungkin bisa ikuti perjalanan kami, atau kalau yang ingin menikmati keindahan pantai saja ya bisa mengunjungi pantai-pantainya.

Setelah puas keliling, kami lanjutkan dengan makan siang di suatu tempat yang katanya mitra dari papamya Bram. Aku lupa apa namanya. Makanannya enak, buffet. Kami lihat juga ada beberapa rombongan tour yang makan disana.
Setelah itu adalah kegiatan yang menurut kami paling menarik untuk dilakukan di Banyuwangi. Petik buah naga. Ya! Kalau petik strawberry udah terlalu mainstream, di Banyuwangi banyak tempat yang menyediakan petik buah naga sendiri, nantinya dikilo, baru dibayar, asik sekali. Lahannya juga sangat luas, jadi puas sekali petik buah naga yang merah-merah. Terbaik!

Pet
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke pantai yang paling terkenal di Banyuwangi katanya. Pantai pulau merah Banyuwangi. Pantainya tidak terlalu ramai. Jadi enak, bisa bersantai sambil minum kelapa muda dan main pasir sambil menikmati sunset. Hehe.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan mencari makan malam dan kembali ke Homestay untuk beristirahat. Keesokan harinya adalah hari minggu. Kami memutuskan untuk pergi ke gereja pukul 8, lalu selesai gereja kami ke rumah salah satu saudara dari papanya Bram untuk lihat penyu juga bersilaturahmi, lalu makan siang di salah satu restaurant sambil menunggu hujan berhenti, lalu karena tidak tahu lagi apa yang ingijn kami lakukan, akhirnya kami nonton di bioskop. Banyuwangi hanya punya 1 bioskop. Lucu juga. Hehehe. Pengalaman nonton bioskop di Banyuwangi. Lalu cari makan malam dan kembali ke Homestay. Keesokan harinya kami pulang dengan kereta. Aku dan Bram ke Surabaya, sementara orang tua dan adikku ke Bandung melalui Surabaya.
Sekian cerita perjalanan kami di Jawa Timur. Sampai lain kali lagiiiii…
Our instagram account:
Trip dua tahun lalu ya mbak ehehe. Duh jadi kangen ngetrip ke Bromo dan Museum Angkut 😦
SukaSuka
Iya nih.. jd kangen liburan juga ya? Hihihi
SukaSuka