Self Quarantine di Berlin

Jerman memasuki 5 besar negara dengan corona terbanyak, selamat! Karena pada awalnya semua orang santai, gak peduli keadaan, bahkan aku sendiri juga begitu. Gak peduli dengan berita yang ada. Malah menjadikan corona tersebut lelucon.

Pada akhirnya, suatu ketika, Jerman yang tadinya tempat yang aman berubah menjadi berbahaya dalam sekejap. Tiba-tiba saja Jerman ada di 5 teratas. Kami, orang-orang yang bekerja di perhotelan pun seringkali menjadi takut untuk datang bekerja, karena tamu hotel kan gak hanya dari satu kota aja, tapi bisa dari berbagai belahan dunia. Ternyata, gak hanya kami yang takut. Perlahan, jumlah tamu dihotel semakin menurun. Yang biasanya tamu breakfast ada ratusan, pada saat itu dengan jumlah 100 orang aaja sudah bisa dibilang banyak karena adanya corona. Saat ini bahkan paling banyak hanya 15 orang.

Perlahan-lahan, pemerintahan di Jerman memerintahkan agar fitness studio, kindergarten, sekolah dll untuk ditutup sampai tanggal 19 April ini. Semua orang juga diperintahkan untuk diam dirumah dan tidak bepergian apabila tidak perlu. Aku juga baca di koran, bahkan apabila ada orang yang keluar rumah tanpa tujuan, atau berkumpul lebih dari 2 orang akan di denda yang besarnya aku juga gak tahu.

IMG_3903
kue soes dengan fla

Maka dari itu, kadang aku kesel banget kalau baca postingan dari influencer-influencer di Indonesia yang tulis di instagram agar semua orang gak panik, santai, tetap melakukan aktifitas seperti biasa, tetap nongkrong -_- hey dude! sayangnya gak semudah itu.

Memang iya sih, semua orang harus tetap menjalankan aktifitas seperti biasa, tapi mereka juga harus tetap aware dengan keadaan. Jangan nongkrong-nongkrong dulu atau gym dulu. Karena yang ditakutkan, dengan alat kesehatan yang sudah sangat maju di Jerman saat ini saja, masih banyak orang yang sakit karena virus Corona dan sulit disembuhkan. Apalagi di Indonesia dengan alat kesehatan yang belum secanggih di Jerman. Berapa banyak korban yang akan berjatuhan kalau semua orang berfikir seperti itu. Tadinya kami di Jerman berpikir seperti itu, tapi pada akhirnya, dalam waktu singkat saja, menjadi 5 teratas di dunia dengan corona. Wow kan?

Lalu, apa yang kami lakukan di Jerman saat quarantine? Ya sama seperti orang lain di Indonesia yang juga quarantine. Bram diperbolehkan home office. Dan aku, karena aku resign dari hotel per tanggal 31 Maret yang lalu, seharusnya pekerjaan baruku mulai pada awal april. Tapi karena virus corona, usaha gastronomie di seluruh dunia mengalami penurunan, maka kontrak kerjaku pun dimundurkan hingga entah kapan bisa mulai bekerja lagi. Jadi, saat ini aku bersantai di rumah tanpa pekerjaan.

Setiap hari yang aku lakukan hanya cuci piring, main game, nonton, coba resep-resep masakan atau snack baru. Tidak banyak yang bisa dilakukan. Belanja sih kami lakukan tiap sabtu pagi untuk satu minggu full. Aku biasanya tulis list di handphone, apa saja yang akan aku masak dan bahan apa saja yang aku butuhkan untuk satu minggu.

WhatsApp Image 2020-04-08 at 13.34.41

Saat ini, yang paling sulit dicari di Jerman adalah tisu toilet. Cari tisu sudah benar-benar mengandalkan hoki saja. Di supermarket manapun sangat sulit untuk mendapat tisu toilet. Untung kami orang Indonesia yang bisa cebok dengan air. Hahaha. Jadi seandainya kami benar-benar tidak menemukan tisu sama sekali, kami bisa pakai air. Hahaha.

Self quarantine kamu, gimana? >o<


Komentar

Tinggalkan komentar